Minggu, 15 Juli 2012

Naskah Apakah kita Sudah Merdeka?


Apakah kita sudah Kemerdeka?
Adaptasi Naskah monolog Putu wijaya Kemerdekaan dan demonstrasi
Karya: Saiful Amri

Di sebuah kota tinggalah seorang pejuang veteran wanita dia tinggal sepetak rumah kecil yang jauh dari layak terletak digang sempit yang diapit oleh gedung DPRD yang megah, dia berjuang hidup bersama cucunya nya yang masih SD, meski pejuang veteran tersebut umurnya sudah tua namun semangat juangnya melebihi seorang wanita muda.
Disaat mentari bersinar menghangatkan pagi yang penuh semangat, munculah nenek pejuang veteran itu dan cucunya membawa bendera merah putih yang dikibarkan didepan rumahnya, ia memandang dan menghormati penuh hikamat sang saka merah putih yang dikibarkannya untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia, lalu cucunyapun pergi ke sekolah untuk memperingati kemerdekaan Indonesia, 
Putri: nek putri berangkat dulu.. Asalamualaikum wr.wb
Nenek: Walaikum salam wr.wb
(dan neneknya tersebut berjalan dan duduk lalu bercerita)
Nenek: Aku masih sehat meski umurku sudah tua ini, bukan karena aku minum susu kuda liar, juga bukan karena aku meminum obat kuat, bukan karena aku tidak korupsi seperti wakil-wakil rakyat itu..
Kalau aku jadi wakil rakyat mungkin aku akan lebih korup dari mereka, kalau aku menjadi orang berkuasa barangkali aku akan lebih kejam dari mereka, aku sehat seperti sekarang karena aku tidak punya apa-apa, karena aku tidak punya apa-apa aku tidak pernah takut dengan apa-apa, karena aku tidak takut apa-apa, aku tidak pernah sedih, aku selalu gembira, aku hanya mempunyai cucuku bersama menyaksikan kehidupan ini dan menceritakan bahwa aku pernah berjuang mendirikan Negara ini , sehingga setiap ada perayaan kemerdekaan aku duduk disini bersama cucuku mendengarkan radio, bagaimana orang-orang bernyanyi sepanjang jalan, berteriak , bagaiman bendera-bendera itu dikibarkan aku selalu terharu  waktu ingat kepada kawan-kawanku, ada yang mati , ada yang menjadi penjahat, ada yang menjadi tetangga, ada yang menjadi pencuri..(lalu dia diam termenung)
(datanglah Putri nenek tersebut dari pulang sekolah untuk upacara kemerdekaan)
Putri: Asalamualaikum nek..
Nenek: Walaikum salam
Bagaimana tadi, menjadi petugas upacara, lancar Putri?
Putri: lancar nek.
Nenek: bagus putri
Putri: (putri bertanya pada neneknya) eee… nek aku boleh menanyakan sesuatu
Nenek: menanyakan apa…
Putri: pokoknya menanyakan sesuatu nek
Nenek: tentu saja boleh, tanyakan apa yang kamu tanyakan?
Putri: begini nek, tapiii nenek jangan marahh.
Nenek: ngapain marah
Putri: eee begini nek, tapi nenek jangan marah ya..
Nenek: ayo katakana apa
Putri: apakah kita sudah… ( gugup)
Nenek: ayo katakan
Putri: apakah kita, betul! Sudah merdeka
Nenek: apa, apa,apa ( heran )
Putri: ( nada pelan karena takut) apa kita sudah merdeka..
Nenek: apa..!! ( nenek memandang Putrinya dengan heran dan kesal)
Kamu ingin menanyakan apakah kita sudah merdeka..
Putri: ya..!
Nenek: mengapa kau tanyakan itu!
Putri: karena aku membaca dikoran-koran dan kata orang-orang..
Nenek: apa yang kau baca itu dan apa yang dikatakan orang-orang itu..
 Putri: Koran-koran selalu mennyakan apakah kita sudah merdeka
Nenek: kenapa dia mengatakan begitu
Putri: sebab nek, kalau kita sudah merdeka kenapa kita masih miskin, kalu kita sudah merdeka kenapa kita masih bayar uang sekolah, kalau kita sudah merdeka kenapa rumah kita mau digusur
Nenek: apa maksudmu…?
Putri: ya, kalau kita merdeka tentunya kita harus bebas dan kaya bersama-sama, kitakan sudah merdeka
Nenek: begini putri, apakah kamu disekolah tidak pernah diceritakan oleh gurumu bahwa kita sudah merdeka
Putri: sudah, sudah dikatakan
Nenek : teruss
Putri:tapi kenapa kita masih miskin, kenapa kita masih menderita kenapa rumah kita akan digusur, kenapa kita tidak semuanya ikut merasakan kaya dan tidak digusur..
Nenek: (nenek benar-benar jengkel) cucuku dengarkan dan katakan pada guru-gurumu kalau masih diangap guru, dengarkan putri…
Pada tanggal 17 agustus 45 semua masih mendengarkan suaranya, Bung karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan kita, dan pada saat itu kita sudah merdeka
Putri: benar kita sudah merdeka
Nenek: cucuku aku masih ingat bagaimana aku bertempur, meskipun aku wanita aku tetap mengangkat senjata  melawan mereka itu , itulah bukti bahwa kita sudah memperjuangkan kemerdeaan, katakan pada guru-guru kamu itu jangan Cuma ngomong saja suruh mereka untuk mengatakan padamu bahwa kita sudah merdeka
Putri: tapi kenapa, kalau kita merdeka kita masih miskin nek..
Nenek: (semakin jengkel dengan pertanyaan cucunya) Bodoh! Dengarkan sekali lagi putri, kalau kita merdeka tidak berarti bahwa sama sekali kita bebas dari kemiskinan, kalau kita merdeka berarti kita  sendirian dinegara ini tidak disuapin, kalau kita merdeka kita berjalan sendirian, kalau kita jatuh kita bangun sendirian , kalau kita sakit kita bangun sendirian, kalu ingin kaya kita harus berusaha sendirian, kalau kamu ingin bahagia, ingin naik mobil, ingin rumah mewah dan tidak digusur kamu harus bekerja, itu artinya kemerdekaan.
Mengerti!!
Putri: eeee…..mengerti.
Tiba-tiba susanapun mencekam nenek mendengar keributan sebuah rumah tetangganya roboh
Nenek: ada apa, ramai sekali dijalan…
Wanita: (seorang warga dengan tergesa-gesa menemui nenek dengan ketakutan)
Nek. Ayo.. cepat kita pergi dari sini kita selamatkan barang-barang nenek yang berharga!
Nenek : ada masalah apa?
Wanita: begini nek petugas penggusuran rumah telah datang membawa bulldozer untuk meratakan rumah nenek..
Nenek: Ayo kita lawan mereka, kita hadang mereka sampai titik darah penghabisan.
Wanita: jangan nek, kita akan mati kena bulldozer mereka..
Nenek: aku tidak akan menyerah aku akan pertahankan rumah ini
Putri: (menangis)
Wanita: sudah nek, ayo kita pergi dari sini, kita sudah tidak bisa mempertahankan rumah ini, ayolah nek…kasian Putri nenek..
NeneK dan Putri :(nenek dan Putrinyapun pergi dari rumah itu membawa barang yang bisa dibawanya dengan sedih)



SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar